Penelitian terbaru tentang bagaimana keluarga memengaruhi perkembangan anak menyoroti beberapa tema utama. Yang paling banyak mendapat perhatian dalam memaparkan bagaimana peran keluarga dalam tumbuh kembang anak.
Hasil penelitian merujuk ikhtisar bahwa pengasuhan sebagai sebuah tim di sekitar anak-anak dan bagaimana hal itu bekerja dalam berbagai keluarga yang tak terbatas di seluruh dunia.
Ini terlihat tidak hanya pada hubungan orang tua dan pengasuh dengan anak-anak. Tetapi juga pada hubungan mereka satu sama lain atau komunitas pengasuhan.
Hal yang harus mendapat perhatian adalah melihat bagaimana anak-anak dapat mengambil manfaat dari berbagai pengalaman pengasuhan orang tua yang berbeda. Ini melibatkan asal-usul historis dari istilah, “pengasuh utama”.
Hal yang Harus Menjadi Perhatian dalam Melibatkan Peran Keluarga Dalam Tumbuh Kembang Anak
Memahami berbagai hal yang berkaitan dengan pola asuh dan tumbuh kembang anak meliputi: Pemahaman perkembangan anak, pengaruh utama pola pengasuhan, bagaimana orang tua mengasuh anak dengan pertimbangkan – perpisahan dan perceraian, kemiskinan dan stres.Berikut pembahasannya:
1. Apa itu perkembangan anak?
Perkembangan anak melibatkan empat perubahan yang berlangsung sejak lahir hingga dewasa:
- Fisik: bagaimana tubuh anak-anak tumbuh dan berkembang
- Kognitif: bagaimana anak-anak berpikir, mengeksplorasi, dan mencari tahu
- Sosial: bagaimana anak-anak belajar berinteraksi dengan orang-orang di sekitar mereka
- Emosional: bagaimana anak-anak memahami siapa mereka dan apa yang mereka rasakan
Melalui perubahan ini, seseorang berpindah dari ketergantungan penuh saat lahir ke peningkatan kemandirian dan otonomi saat mereka mencapai masa remaja dan dewasa muda.
Proses perkembangan anak
Proses perkembangan anak sangat terkait dengan susunan genetik anak. Tetapi karena perkembangan adalah proses interaktif, gen saja tidak menentukan akan menjadi siapa seseorang melainkan ada berbagai factor lain yang mempengaruhinya.
Lingkungan tempat seorang anak tumbuh besar juga mempengaruhi akan menjadi siapa dia nantinya saat menjadi orang dewasa. Tidak mungkin untuk mengatakan mana yang lebih penting: Warisan dan pengalaman adalah pengaruh utama.
Semua anak melewati tahap perkembangan dan setiap tahap memberikan landasan untuk tahap berikutnya. Banyak tahapan yang berbeda telah dijelaskan. Misalnya, berfokus pada perkembangan kognitif anak-anak, sisi ini bisa melihat tahap perkembangan dalam empat tahap:
- Dua tahun pertama—”tahap sensorimotor”. Tahap saat bayi mengembangkan skema tindakan seperti mengisap, mendorong, memukul, dan menggenggam.
- Dua sampai tujuh tahun—”tahap pra-operasional”. Pada tahap ini anak-anak mulai mengembangkan kemampuan berpikir, tetapi memiliki kemampuan terbatas untuk menerapkan logika pada suatu situasi untuk menyimpulkan sesuatu dengan pemikiran saja.
- Tujuh sampai 11 tahun—“tahap operasional konkret.” Anak-anak mulai mengerjakan sesuatu melalui pemikiran logis daripada hanya tindakan. Jangan heran jika pada tahap ini anak akan membalikkan apa yang pernah di dengar dari orang tua atau orang yang lebih tua darinya.
- 12 sampai 15 tahun—“tahap operasional formal.”
Ketika melihat perkembangan anak dengan fokus pada perkembangan sosial, ada empat tahap perkembangan yaitu:
- Pra-kemelekatan (6 minggu pertama),
- Keterikatan dalam pembuatan (sampai 7-8 bulan,
- Ketika anak menunjukkan preferensi yang meningkat),
- Keterikatan (sampai awal tahun ketiga, ditandai oleh kesusahan ketika dipisahkan dari figur yang menjadi acuannya), dan kemitraan yang dikoreksi tujuan (ketika anak mulai memperhitungkan kebutuhan figur acuannya).
2. Genetik atau pengasuhan?
Dulu dianggap bahwa gen yang diterima anak-anak dari orang tua mereka benar-benar terpisah dari pengalaman yang membentuk perkembangan mereka. Tetapi studi tentang epigenetik telah menunjukkan bahwa pengalaman kita memengaruhi gen kita dan perubahan ini dapat diwariskan.
Misalnya, jika orang tua—baik ibu atau ayah—telah mengalami trauma dalam hidup mereka, anak-anak mereka lebih rentan terhadap kecemasan. Pengalaman kami menghasilkan protein yang menempel pada gen kami dan memengaruhi cara kerja gen. Perubahan ini dapat diturunkan ke generasi. Kabar baiknya adalah bahwa mereka dapat dibalikkan dengan pengalaman baru dan dengan dukungan.
3. Bagaimana peran keluarga dalam tumbuh kembeng anak
Keluarga memiliki peran sangat penting bagi perkembangan anak. Bagaimana jika seorang anak tumbuh dalam lingkungan keluarga kurang harmonis? Apakah akan berbeda dengan anak yang tumbuh dalam keluarga yang penuh kasih sayang, harmonis dan kompak.
Dalam hal perkembangan anak yang melibatkan peran keluarga dapat dijelaskan secara mendalam dalam hal -hal berikut:
1). Pengasuhan tim
Keluarga tidak terbatas dalam keragaman dan lintas budaya, dan juga lintas sejarah. Tetapi setiap keluarga yang berhasil membesarkan anak memiliki kesamaan mengenai apa yang terlibat dalam pola asuh dan perannya. Seperti: kemampuan orang tua, perlakukan kerabat, dan pengasuh lainnya untuk bekerja sama sebagai tim atau “komunitas pengasuhan” untuk membesarkan setiap anak.
Hubungan anak dengan orang tua, pengasuh, dan saudara kandung memainkan peran penting dalam proses perkembangan. Pengalaman awal, terutama keterikatan anak dengan orang tua dan pengasuh utama lainnya, membentuk perkembangan masa depan anak.
Hubungan antara orang tua dan pengasuh juga sangat mempengaruhi perkembangan anak. Hubungan yang positif, interaktif, dan komunikatif dalam “komunitas pengasuhan” membantu mendorong perkembangan anak yang kuat.
Ketergantungan perkembangan pada hubungan ini menjelaskan rasa sakit yang luar biasa yang dialami anak-anak ketika dihadapkan pada konflik orang tua. Sementara konflik terjadi dalam semua keluarga. Dan anak-anak dalam keluarga dengan tingkat perselisihan yang tinggi berisiko mengalami kerusakan perkembangan.
Orang tua yang bekerja sama untuk membesarkan anak-anak mereka dan tidak merusak pola asuh satu sama lain memiliki keturunan yang lebih baik. Orang tua yang berjuang untuk mencapai keseimbangan ini memiliki anak yang mungkin menjadi takut atau cemas, dan mungkin merasa sulit untuk fokus belajar.
Untuk menerapkan peran keluarga dalam tumbuh kembang anak, apakah penting jika orang tua peduli dengan cara yang berbeda?
Anak-anak mendapat manfaat dari beragam pengalaman pengasuhan. Misalnya, seberapa jauh mereka didorong dalam permainan, atau memiliki orang tua dan kakek-nenek yang merawat mereka dengan cara yang berbeda.
Namun, jika perbedaan ini terlalu jauh atau jika pengasuh tidak menyetujui prinsip-prinsip dasar dan tidak bekerja sama hal ini menciptakan kebingungan bagi anak-anak. Ddn lebih parah lagi dapat mengganggu perkembangan yang kuat. Bahkan dalam kasus-kasus ekstrem menyebabkan anak mengembangkan permusuhan, agresi, atau kepasifan.
Sepanjang sejarah, mengasuh anak telah menjadi upaya tim setidaknya ada tim antara kedua orang tuanya (ayah dan ibu).
Antropolog yang telah mempelajari asal usul spesies manusia telah menemukan bahwa pola asuh tim adalah kunci keberhasilan ras manusia. Anak-anak manusia bergantung pada pengasuh mereka jauh lebih lama daripada hewan lain dan biasanya, banyak anak tumbuh dalam keluarga pada saat yang bersamaan.
Orang tua dan orang lain yang bertindak dalam peran pengasuhan atau “alloparents” saling mengisi dari waktu ke waktu, melindungi anak bahkan dalam kasus paling ekstrem dari orang tua biologis yang tidak bertahan hidup (yang dulunya jauh lebih sering terjadi).
Bentuk pengasuhan yang kuat ini berarti bahwa anak-anak dapat berkembang dalam berbagai macam kondisi, termasuk dalam lingkungan keluarga yang keras.
2). “Pengasuh utama”
Apakah ada yang namanya “pengasuh utama” tunggal? Di beberapa keluarga, satu pengasuh melakukan lebih dari yang lain dan dapat disebut pengasuh utama.
Di tempat berbeda, ada juga kepedulian yang lebih dibagi. Salah satu orang tua yang membawa bagian terbesar dari pengasuhan adalah fenomena yang relatif baru dalam sejarah. Ini muncul ketika keluarga dalam beberapa masyarakat mulai tinggal dalam unit rumah tangga yang lebih kecil dan ketika pekerjaan pindah dari rumah.
Tetapi bahkan dalam keluarga-keluarga ini—dan juga dalam keluarga di mana orang tua telah berpisah atau tidak pernah bersama-sama lagi sehingga mengharuskan yang lain membantu mengasuh anak-anak dan dapat memainkan peran penting dalam perkembangan anak.
Penelitian menunjukkan bahwa faktor terpenting bukanlah komposisi keluarga yang tepat, tetapi kualitas pengasuhan dan bagaimana orang tua dan pengasuh—siapa pun mereka—bekerja sebagai sebuah tim.
Ada perbedaan dalam perkembangan anak, itu karena hal lain. Misalnya, penelitian menunjukkan bahwa keluarga orang tua tunggal cenderung memiliki lebih sedikit uang, lebih sedikit waktu dan perhatian yang dapat merugikan anak-anak. Sementara orang tua dalam keluarga utuh cenderung bekerja sama lebih erat sebagai tim pengasuhan anak, yang menguntungkan anak-anak.
Pengasuhan kolaboratif yang hangat dapat terjadi dalam formasi keluarga apa pun, dan inilah yang penting bagi anak-anak.
3). Perpisahan dan perceraian
Hubungan orang tua-anak, khususnya hubungan anak dengan ayahnya, berisiko selama perpisahan dan perceraian. Hasil perkembangan yang lebih buruk di kemudian hari adalah salah satu efek perceraian pada anak-anak yang kehilangan hubungan antara orang tua dengan anak.
Itu tidak berarti bahwa setiap anak melakukan lebih buruk, hanya saja risiko melakukan lebih buruk secara signifikan lebih tinggi. Dengan memahami dampak perceraian pada anak, keluarga dapat menghindari pola perilaku yang merusak dan bekerja untuk meningkatkan hasil perkembangan anak.
Sebuah tinjauan penelitian tentang perceraian mengemukakan bahwa lebih prioritas untuk melindungi hubungan orang tua dengan anak untuk membatasi efek perceraian pada anak.
Hal ini didasarkan pada penekanan bahwa hukum keluarga harus menjadikannya prioritas untuk melestarikan bukan hanya satu hubungan “setidaknya satu” hubungan, tetapi semua hubungan baik anatara orang tua dengan anak yang penting bagi seorang anak.
Dan orang tua yang berpisah atau bercerai mungkin sebaiknya mempertimbangkan manfaat dari pengasuhan bersama dan hak asuh fisik bersama, yang mengurangi efek negatif perpisahan dan perceraian pada anak-anak.
Jika perpisahan atau perceraian sudah terjadi, maka masing-masing suami-istri yang berpisah bisa bersikap bijak dan tetap memperhatikan perkembangan anak.
4). Kemiskinan
Kemiskinan dan ketidakberuntungan membuat pengasuhan menjadi jauh lebih sulit. Ini sebagian karena kondisi ini menciptakan tantangan besar bagi orang tua. Kemiskinan juga memiliki efek yang kuat pada perkembangan anak.
Anak-anak dari latar belakang yang kurang beruntung dapat tertinggal dari teman sebayanya dalam hal bahasa dan pembelajaran, bahkan sejak usia tiga tahun. Di kelas, mereka sering mengalami kesulitan memusatkan perhatian, berpikir, dan mengelola emosi mereka.
Tapi kabar baik dari ahli saraf adalah bahwa dampak ini tidak terprogram atau tak terhindarkan. Orang tua dapat dan memang membuat perbedaan besar dalam memoderasi dan mengelola stres kemiskinan untuk mengurangi risiko terhadap perkembangan anak.
Pengasuhan yang mendukung secara emosional – ketika ibu dan ayah berbagi dan memberi teladan bagaimana mengelola agresi dan kekecewaan dapat membantu akan-anak kurang mampu menjadi lebih Tangguh.
Selain itu, menjaga ketertiban rumah dan terlibat dalam pengawasan orang tua yang tepat dapat memprediksi hasil sosial dan emosional yang lebih baik untuk anak-anak yang tumbuh dalam keluarga berpenghasilan rendah.
5). Stres
Sebagian besar alasan mengapa kemiskinan dan ketidakberuntungan membuat pengasuhan menjadi lebih menantang dapat ditelusuri dari tingkat stres.
Orang tua yang berada di bawah tekanan terus-menerus seperti kerawanan pangan, kebutuhan dasar dalam hidup sulit terpenuhi, pendapatan rendah, kurangnya pekerjaan atau setengah pengangguran, dan tunawisma dapat mengalami kesulitan menjaga keluarga mereka berfungsi secara optimal. Hal ini, pada gilirannya, mempengaruhi perkembangan anak.
Saat mengasuh anak dengan hangat dan kolaboratif, anak-anak terlindungi. Faktanya, hubungan yang hangat dan suportif dapat mengurangi hormon stres yang dilepaskan dalam kesulitan dan bahkan dapat membalikkan efek perilaku dan efek lain dari kelebihan hormon.
4. Perkembangan anak usia dini: keterikatan
Keterikatan adalah ikatan yang dalam dan tahan lama yang menghubungkan satu orang dengan orang lain. Ilmuwan perkembangan anak John Bowlby, yang mencetuskan teori keterikatan, mendefinisikan keterikatan sebagai “keterhubungan psikologis yang langgeng antara manusia.” Keterikatan memainkan peran yang sangat penting dalam pengasuhan.
Menurut teori keterikatan, sejak lahir anak membutuhkan orang-orang di sekitarnya. Mereka segera menjadi selektif dengan siapa mereka mencari kontak, mengembangkan hubungan keterikatan dengan pengasuh mereka yang paling penting.
Keterikatan ini berkembang sebagai mekanisme bertahan hidup, yang menjelaskan mengapa orang tua dan pengasuh lainnya memiliki arti penting bagi perkembangan anak.
Hampir semua anak memiliki satu atau lebih figur keterikatan yang dapat mereka tuju. Para peneliti telah menemukan bahwa anak-anak yang pengasuh utamanya sebagian besar tersedia dan responsif terhadap mereka dan yang mendukung dan merawat mereka secara konsisten mengembangkan apa yang disebut “hubungan keterikatan yang aman.”
Ketika mudah bagi bayi untuk mengetahui bahwa pengasuh mereka tersedia, ini memberi mereka kepercayaan diri untuk menjelajahi dunia di sekitar mereka. Sebaliknya, anak-anak yang menerima perawatan dengan cara yang kurang handal, konsisten, dan responsif lebih mungkin mengembangkan hubungan yang dicirikan oleh ambivalensi, penghindaran, atau disorganisasi.
Meskipun masih penting bahwa anak-anak memiliki hubungan awal ini, mereka mungkin lebih berjuang dalam menemukan keamanan dan dukungan dalam hubungan di masa depan.
Teori keterikatan berkembang dalam masyarakat dan pada saat banyak anak dibesarkan terutama oleh satu orang tua, biasanya ibu. Ini menghasilkan gagasan bahwa anak-anak memiliki satu “keterikatan utama” dengan pengasuh ibu.
Ini berlaku untuk beberapa anak, tetapi yang lebih sering terjadi di sepanjang sejarah dan budaya adalah keterikatan ganda.
Mengapa Peran Keluarga dalam tumbuh kembang anak menjadi penting?
Pengalaman dalam mempraktekkan peran keluarga dalam tumbuh kembang anak yang terungkap dari orang tua yang berhasil menunjukkan berbagai pandangan. Salah satu pandangan yang menjadi stereotip positif yang berlaku dalam masyarakat misalnya: perkembangan anak-anak mungkin merupakan kombinasi dari hubungan yang aman dan tidak aman. Ini menciptakan kemungkinan bahwa pengalaman negatif dengan satu pengasuh dapat terkompensasikan oleh pengalaman baik dengan yang lain.
Peran keluarga yang lebih penting adalah memberikan kehangatan, perhatian tulus dan memudahkan anak dalam mengekspresikan berbagai perasaan dan keinginannya dalam hidup sesuai usia. Secara energi, keluarga memberikan rasa aman dan bahagia yang menjadikan anak lebih bisa fokus pada cita-citanya, bisa meningkatkan kepercayaan diri dan menjadikan dia memiliki kepribadian unggul yang bisa terus berkembang.
Anak-anak adalah peniru ulung, ketikan orangtua benar-benar memasukkan peran keluarga dalam tumbuh kembang anak menjadi prioritas utama, anak akan menirunya di kemudian hari. Kehangatan suasana kekeluargaan dan kebersamaan yang ia dapat dari keluarganya akan tertanam dan membentuk karakter positif dalam hidupnya. Hal ini juga memberi anak pengalaman positif yang dapat menjadi bekal dan bahan-bakar mereka melewati hari-harinya dan menyongsong masa depan.
Anda ingin mengetahui bagaimana peran keluarga dalam tumbuh kembang anak secara lebih mendalam seta bagaimana parenting yang baik, serta berbagai hal yang harus Anda pahami saat mendampingi dan membesarkan anak-naka dengan baik. Agar anak memiliki rasa tanggung jawab dengan dirinya sendiri, tudas dan kewajibannya, memiliki kepercayaan diri, dan lebih sehat, berkarakter, cerdas, mampu menyongsong masa depan cerahnya, Anda juga memiliki hubungan yang harmonis dengan pasangan dan keluarga besar Anda, dapatkan caranya dalampelatihan Bioenergi Parenting Power.
Artikel menarik lainnya:
- Apa Itu Pola Asuh Yang Sehat ? Inilah Fakta Yang Harus Anda Ketahui
-
Tips Membina Rumah Tangga Bahagia dan Cara Mengatasi Masalah yang Ada