Puasa Hemat- Bukan hanya mental dan spiritual saja yang harus dipersiapkan menghadapi bulan Ramadan, soal finansial pun juga harus diperhatikan. Ini terbukti di bulan Ramadan, orang-orang tak hanya berlomba-lomba mencari kebaikan, namun juga berlomba-lomba dalam hal pemborosan.
Seperti juga yang dikeluhkan Enny, warga Ngaliyan, Semarang. “di bulan puasa, pengeluaran rumah tangga terpaksa ikutan membengkak. Yang engga ada, jadi di ada-adain. Mulai dari menu buka puasa sampai sahur harus lengkap”
Sebenarnya jika Anda bersedia ‘mengerem’ keinginan untuk tidak berlebihan, keluhan seperti yang dialami Enny tentu tak akan terjadi. “Ya, wajar saya pikir, kalo ingin berbuat lebih, toh, ini momen setahun sekali. Alangkah sempurnanya hati jika bisa menyuguhkan menu buka dan sahur yang lengkap untuk yang berpuasa, kan?” Begitulah alasan Enny.
Namun jangan sampai hanya karena memaksakan menu buka dan sahur tersaji lengkap, Anda malah tekor karena pengeluaran tak terkontrol. Apalagi ditambah dengan kondisi saat ini, dimana harga sembako memasuki puasa terus merambat naik dan puncaknya kenaikannya terus terjadi di minggu terakhir atau minggu keempat di bulan Ramadan.
Lalu, bagaimana cara mengelola keuangan rumah tangga agar tetap hemat selama puasa, berikut ini tips-tipsnya:
Berbuka di rumah
Seperti sudah membudaya, sebagian besar umat islam di Indonesia selalu berusaha berbuka dengan menu lengkap. Mulai dari camilan, beragam minuman dingin, nasi dan ragam lauk pauknya. Agar terhindar dari pengeluaran yang membengkak, usahakan berbuka di rumah, sehingga Anda tidak tergoda menghabiskan dana makan siang dan dialihkan untuk membeli lauk pauk serta jajanan berbuka puasa di jalan.
Biasanya, jam pulang karyawan perusahaan di bulan Ramadan dimajukan lebih cepat. Kesempatan inilah yang lalu digunakan para pekerja untuk ‘ngabuburit’, membunuh waktu jelang berbuka untuk berburu makanan. Sebaiknya manfaatkan waktu pulang awal ini untuk menghindari macet dan jam-jam rawan mendekati berbuka. Anda tidak hanya terhindar dari godaan ‘ngabuburit’ karena alasan terhalang macet di jalan, namun kesempatan pulang awal ini bisa Anda pergunakan untuk berbuka puasa bersama keluarga.
Membawa bekal dari rumah
Jika memang terbentur lembur di kantor atau harus berkegiatan di luar kantor, usahakan membawa makanan kecil dari rumah untuk berbuka puasa. Setidaknya camilan ini sebagai syarat ‘membatalkan’ puasa yang sudah dijalani seharian dan mengisi perut sementara sampai Anda tiba di rumah tepat di jam makan malam sebelum shalat Tarawih. Sangat dianjurkan membawa buah kurma sebagai menu buka puasa, karena manisnya cukup mengenyangkan perut.
Beli matang
Pertimbangan harga minyak tanah, gas dan bahan makanan yang terus merayap naik, membuat sebagian keluarga kecil lebih memilih membeli makanan untuk berbuka puasa, karena harga yang jauh lebih murah. Hal ini dinilai lebih simpel. Selain bisa mendapatkan menu yang berbeda-beda setiap hari, harga jual di pasar dengan porsi yang lebih sedikit jauh lebih murah dibandingkan jika Anda memasak sendiri di rumah.
Belanja bulanan
Pasar swalayan nampaknya tahu betul kapan waktu yang tepat melancarkan diskon alias potongan besar-besaran. Perhatikan saja, hampir di setiap akhir bulan (dimulai tanggal 25) sampai dengan minggu pertama awal bulan, perang diskon terjadi di berbagai swalayan. Pergunakan kesempatan ini untuk belanja bulanan, termasuk kebutuhan persiapan puasa dan stok bahan makanan untuk berbuka. Jangan lupa juga kebutuhan bayi dan anak-anak seperti susu dan popok bayi (diaper).
Ingat, harga barang-barang tersebut akan kembali naik di harga normal atau justru lebih mahal (akibat subsidi silang harga di pasar swalayan besar) di minggu kedua dan ketiga setiap bulannya.
Belanja partai besar
Artinya, belanjalah dalam jumlah cukup besar untuk mencukupi kebutuhan selama satu bulan kedepan, kecuali untuk bahan makanan segar seperti daging dan sayuran yang bisa dibeli setiap beberapa hari atau minggu di pasar tradisional. Belanja sekaligus ini akan membantu Anda menyiasati momentum harga murah di awal bulan tersebut.
Pintar kelola THR
Lebaran tidak harus identik dengan busana serba baru, kan? Mengingat THR yang didapat banyak, Anda pun lantas boros pengeluaran untuk baju baru. Biasanya baju lebaran seperti baju muslim tidak akan sering Anda pakai sehari-hari, dan lebih awet bila tersimpan dengan benar di lemari. Untuk menyiasatinya, belilah baju muslim dengan desain dan warna yang netral sehingga dapat dipakai kapan saja (beberapa kali).
Proritaskan THR atau cadangan dana lebaran untuk hal-hal yang benar-benar penting. Jangan sampai Anda tidak bisa membedakan mana yang kebutuhan dan mana yang keinginan. Jika selama dua kali lebaran terakhir Anda sudah membeli pakaian baru, mungkin lebaran ini saatnya Anda mengurangi pengeluaran untuk baju baru dan mengalihkannya untuk hal yang lebih penting, misal ditabung.
Nah, dengan melakukan perencanaan keunangan secara matang, sederhana dan lebih seksama, maka dijamin kantong keuangan keluarga tidak akan bolong mendadak. Anda sekeluarga pun dapat menjalankan ibadah puasa dengan lebih khusyuk dan mendapatkan pahala puasa. Amien.