Cara Spiritual Dalam Mengatasi Masalah Bisnis Yang Wajib Anda Coba

Spiritual bukanlah istilah asing dalam dunia bisnis yang penuh dengan persaingan dan tantangan. Namun banyak juga mereka yang menyamakan spiritual dengan klenik, jimat, dan sejenisnya. Padahal spiritual justru identik dengan kedekatan kepada Allah, Tuhan Sang Pencipta yang Maha Kuasa dan Maha Segalanya. Adapun cara spiritual dalam bisnis merupakan salah satu cara pengelolaan bisnis dengan pendekatan ketuhanan dalam berbagai aspek bisnisnya. Cara spiritual dalam mengatasi masalah bisnis bukanlah hal baru, bahkan banyak para pebisnis yang kaya dan banyak memiliki ilmu dan strategi bisnis modern, termasuk yang banyak ilmu dari luar negeripun ahirnya kembali ke cara spiritual.

Mengapa? Karena bisnis itu tidak semata-mata soal uang dan berbagai sangkutannya. Tetapi bisnis adalah kehidupan ekonomi yang melibatkan berbagai hal mendasar dalam kehidupan. Ada kemanusiaan, rezeki, kerja keras, ilmu, kebaikan juga berbagai hal lain termasuk keberkahan dalam hasil dan cara yang dilakukan dalam menjalankannya.

Mengatasi Masalah bisnis dengan cara spiritual juga akan memberikan keluasan pandangan sehingga seseorang bisa berpikir kritis dalam bisnis dari sudut pandang yang beragam. Selain itu cara spiritual dalam mengatasi masalah bisnis akan menghasilkan keputusan – keputusan bisnis yang bijak. Manfaat lainnya menjadikan pengelolaan bisnis lebih cenderung menghargai hak dan kewajiban siapapun yang terlibat didalammnya. Memahami urgensi spiritual dalam bisnis dan peran spiritualitas bisnis membuat bisnis sebagai jalan ibadah untuk menghasilkan rezeki yang penuh berkah. Sebagaimana dijelaskan dalam radiks.co.id sebagai berikut:

Urgensi spiritual dalam bisnis

Ada tiga urgensi spiritual dalam bisnis yang bisa kita cermati;

Pertama, integrasi hidup.

Allah menurunkan Islam ke muka bumi sebagai hudan linnas (petunjuk hidup manusia), maka ia memiliki karakter komprehensif dan integral. Karena itulah Islam tidak mengenal pemisahan aspek kehidupan, baik ekonomi, sosial maupun politik. Tidak ada dalam Islam, kita boleh menggunakan nilai-nilai Islam dalam bersosial, sementara dalam berekonomi kita menggunakan nilai-nilai liberal.

Parsialisme nilai seperti ini justru akan berakibat pada kegelisahan jiwa. Islam juga tidak mengenal pemisahan aspek duniawi dan ukhrawi. Tidak ada wilayah duniawi yang lepas begitu saja dari nilai ukhrawi, karena sekecil apa pun yang kita lakukan akan berdampak di akhirat (QS. 99:7 – 8). Rasulullah pun bersabda, “Seorang mukmin akan diberi pahala dalam melakukan hal apa pun, termasuk suapan nasi yang dimasukkan ke mulut istrinya” (HR. Ahmad).

Kedua, bisnis bernilai ibadah.

Allah ciptakan manusia dengan tujuan asas ibadah (QS. 51:56). Maka bisnis harus bernilai ibadah. Hal ini diperkuat dengan perintah untuk bekerja, “… dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah, dan orang-orang yang lain lagi berperang di jalan Allah…” (QS. 73:20). Al-Qurthubi berkata, pada ayat di atas, Allah memandang sama derajat orang yang berjihad dengan orang yang berusaha untuk mendapatkan harta halal untuk menafkahkan dirinya dan keluarganya, berbuat baik, dan bersedekah (Tafsir Al-Qurthubi. Cet II-Kairo 1327 H. Jilid 19 hal. 49). Rasulullah juga bersabda,“berbisnislah kamu, karena sembilan dari sepuluh pintu rezeki ada dalam bisnis” (HR. Ahmad).

Ketiga, hubungan transendental.

Allah berfirman, “… Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya…” (QS. 65:3). Ayat ini mengungkapkan adanya hubungan linear antara tawakkal dan rezeki, bahwa Allah memberi rezeki pada mereka yang bertawakkal. Berusaha semaksimal mungkin dan menyerahkan hasilnya pada Allah yang maha menentukan rezeki. Tidak hanya tawakkal, tapi ada aktivitas spiritual lain seperti istighfar, syukur dan bertaqwa yang dapat mendatangkan kemudahan dalam bisnis dan rezeki (QS. 11:3, 14:7, 7:96).

Dan sebaliknya aktivitas spiritual destruktif (baca: maksiat) akan menghambat rezeki, Rasul bersabda, “Seorang laki-laki tidak akan mendapatkan rezeki karena dihalangi oleh dosa yang dimiliki” (HR. Ibnu Majah). Tidak sulit memahami hubungan tersebut, karena logikanya, Allah yang menciptakan alam, Allah yang menyuruh bekerja, Allah yang mengarahkan etika bekerja (QS. 6:152, 83:1-3, 5:1), dan Allah pulalah yang menentukan hasilnya (QS. 17:30). Maka pasti ada sinergi di balik ketentuan tersebut. Jelas ada hubungan fundamental dalam pandangan hidup muslim antara Allah dan bisnis.

Peran spiritual dalam bisnis

Setidaknya ada tiga peran penting spritual dalam bisnis;

Pertama, daya kreasi.

Manusia adalah makhluk spiritual yang berdimensi fisik (QS. 15:29). Aspek spiritual membuat manusia mampu memahami pesan Ilahi, dan fisik mewujudkannya dalam tataran materi. Spiritual yang menyimpan gelora idealisme, maka ia akan memberi kekuatan untuk mengadakan dan menciptakan semua sarana dan materi untuk mewujudkan idealismenya. Inilah kemudian yang mendorong pribadi sahabat untuk menjadi pebisnis kreatif dan produktif. Tak heran jika Khalid bin Walid merupakan penglima besar, tapi juga pebisnis.

Daya cipta material inilah yang menjelaskan mengapa orang seperti Abu Bakar dan Ustman bin Affan berani menginfakkan seluruh hartanya, sebab mereka percaya pada daya cipta material mereka. Inilah salah satu aspek yang menjelaskan mengapa generasi sahabat tidak hanya mampu memenangkan berbagai pertempuran, tapi juga mampu menciptakan kemakmuran setelah mereka berkuasa.

Kedua, fungsi kontrol.

Kesadaran spiritual akan menghindarkan manusia dari jebakan penghambaan pada materi. Kesulitan materi tidak lantas membuat dirinya menyerah. Justru kekuatan spiritual akan mendorong dirinya untuk bangkit menciptakan materi sebagai sarana mewujudkan cita-cita hidup mulia. Hal inilah yang menjelaskan mengapa ketika Sa’ad Ibnu Rabi’ (dari kalangan Anshar) menawarkan modal kerja pada Abdur Rahman bin ‘Auf (dari kalangan Muhajirin) menolak, lalu meminta untuk tunjukkan saja letak pasar madinah.

Dan di saat materi berlimpah, spiritualitas bisnis akan mencegah pelakunya dari arogansi diri. Karena keberhasilan bisnis yang ia raih bukanlah karena keunggulan dirinya, melainkan karena rahmat Allah. Ia tidak akan lupa bahwa rezeki yang ditangan adalah titipan Allah semata, yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban. Maka ia akan berhati-hati dengan cara memperoleh dan membelanjakannya.

Kekuatan spiritual membuat bisnis berjalan penuh moral, karena spiritual mengutamakan keberkahan dari pada keuntungan, mengutamakan kemuliaan dari pada kemenangan. Bahkan rendahnya nilai moral dalam dunia bisnis, lambat laun akan menjadi bumerang bagi bisnis itu sendiri, lantaran hilangnya kepercayaan.

Ketiga, stabilisator.

Spiritualitas bisnis menyadarkan pelakunya untuk melibatkan kehadiran Allah mulai dari permulaan bisnis, proses, dan hasilnya. Dengan kata lain menanamkan bahwa motif bisnis adalah karena Allah, dan dalam prosesnya harus sesuai dengan nilai-nilai Ilahiah, dan segala hasilnya mesti disyukuri, dievaluasi untuk perbaikan masa mendatang. Maka tak ada kata rugi dalam kaca mata spiritual bisnis.

Karena semuanya menjadi bermakna ibadah. Keterpisahan bisnis dengan spiritual justru akan menyeret manusia pada kegersangan hidup yang membuat dirinya bersikap arogan. Ia akan kehilangan jati dirinya, dan ujungnya akan menciptakan disharmonisasi irama kehidupan.

Bagi seseorang yang menggunakan kecerdasan spiritual sebagai pedoman hidup, akan bersikap bahwa harta, profesi, dan jabatan hanyalah amanah Allah yang kelak harus dipertanggungjawabkan. Dengan spiritual yang tinggi seseorang akan melihat persoalan dengan lebih jernih dan substantif. Sehingga kilau dunia tidak membuatnya menjadi terlena, sebagaimana tragedi Qorun dengan kepongahan hartanya. Spiritualitas bisnis akan membawa pelakunya pada titik ketentraman lahir dan batin.

Namun dalam bisnis selalu ada pasang surutnya, ada masalah yang terjadi didalamnya, baik dalam masalah pengelolaan (manajement), sumber daya, maupun target. Cara spiritual dalam mengatasi masalah bisnis menjadi hal yang harus di perhatikan. Semua itu diperlukan agar semua lini dan aspek bisnis bisa tertangani dengan baik, cepat serta tidak menimbulkan masalah lainnya.

Dalam hal ini kecerdasan spiritual dari pemilik bisnis maupun siapapun yang mengelola bisnis menjadi sangat diperlukan. Mengapa demikian? Karena pemilik bisnis ataupun pengelola harus mampu menginspirasi siapapun yang terlibat dalam bisnis. Jika ia kuat dalam dan konsisten dalam menerapkan aspek spiritual dalam bisnis maka akan mempengaruhi orang-orang disekitarnya dengan mudah. Dan dampaknya energi positif pun dapat dengan cepat mengalir dilingkungan bisnis Anda dan orang-orang yang ada di dalamnya.

Dimanakah Kita Bisa Belajar Cara Spiritual Dalam Mengatasi Masalah Bisnis?

Siapapun yang ingin meningkatkan kecerdasan spiritualnya serta meningkatkan kemampuan bisnis secara spiritual bisa dengan belajar. Ada pilihan-pilihan tempat atau lembaga yang mengajarkan Spiritualitas dalam bisnis, salah satunya di Bioenergi Center Yogyakarta.

Melalui program pelatihan di Bioenergi Center seperti pelatihan Zona Kaya, atau Quantum Bioenergi, Anda akan memperoleh ilmu bisnis lengkap dan mudah dipelajari. Tidak hanya ilmu teknis atau teori mengenai spiritualitas bisnis, namun juga strategi dan solusi untuk sukses dalam bisnis dengan cara yang terpadu. Dimana berbagai cara spiritual dalam mengatasi masalah bisnis yang diajarkan juga bisa langsung dipraktekkan.

Lebih istimewa lagi dalam program pelatihan bisnis di Bioenergi Center Anda akan mendapatkan proses spiritual yang disebut Bioenergi Adjustment. Yaitu proses pembersihan, penyelarasan penyeimbangan energi sehingga kita bisa bersih dari energi negatif. Energi negatif ini yang biasanya menghambat harapan –harapan kita dalam hidup, termasuk dalam bisnis. Bahkan apabila energi negatif dalam diri tidak dibersihkan akan berpotensi menimbulkan masalah. Setelah itu diselaraskan antara hati dan pikiran sehingga kita memiliki kualitas energi yang bagus, dan otomatis mampu meningkatkan kualitas energi spiritual juga.

Energi spiritual & penerapan cara spiritual dalam mengatasi masalah bisnis.

Seseorang yang mengalami peningkatan dalam kualitas energi serta peningkatan dalam energi spiritualnya berarti dia telah meningkat pula kecerdasan spiritualnya. Dengan demikian bagaimana mengelola energi spiritual sebagai cara sukses dalam bisnis juga sangat penting. Apabila seorang pemilik atau pengelola bisnis sudah memasukkan aspek spiritual dalam bisnisnya dan mengelolanya dengan kecerdasan spiritual yang tinggi, maka aspek fisik akan mengikuti.

Berita baiknya, mereka yang memiliki kecerdasan spiritual yang baik, akan berpengaruh dalam mengambil keputusan serta menerapkan tindakan dan kebijakan yang religius. Secara tidak langsung akan menghubungkan bisnis dengan sang pemilik energi tunggal Allah SWT. Jika Anda yang sudah belajar dalam pelatihan bisnis di Bioenergi Center, kemudian memadukan 4 prinsip pemanfaatan bioenergi dalam mengelola bisnis Anda maka anda akan lebih mudah meraih harapan dalam mencapai target bisnis Anda. Anda juga akan lebih cepat dalam mengatasi masalah bisnis yang Anda hadapi.

Efek aplikasi energi spiritual dalam menejemen atau pengelolaan bisnis akan membuat banyak orang merasa nyaman dan betah. Karyawan atau bawahan lebih loyal, Konsumen terlayani dengan baik, biasanya target penjualan mudah tercapai. Strategi-strategi bisnis yang diajarkan dalam pelatihan bisnis di Bioenergi juga akan memberikan Anda ilmu dan pemahaman yang berbeda, terpadu dan lengkap. Sehingga tanpa Anda sadari akan meningkatkan kemampuan Anda dalam bisnis, termasuk dalam mengatasi masalah dan mewujudkan harapan keinginan hidup lainnya.

Jika Anda ingin mendapatkan cara spiritual dalam mengatasi masalah bisnis yang praktis efektif dan memberikan hasil yang nyata dalam mewujudkan harapan Anda dalam bisnis, segera dapatkan terobosan spiritual baru untuk orang modern melalui sarana Kapsul Bioenergi.

Artikel menarik lainnya: